SOPIR TAKSI DI BEIJING BANYAK YANG IMPOTEN

Konon sebagian besar sopir taksi di Beijing, China tidak akan dituduh selingkuh oleh istrinya meskipun jarang pulang dan lebih sering keluar malam. Kondisi ini terkait dengan besarnya angka impotensi yang mana 56 persen sopir taksi di kota itu tidak bisa ereksi.


Fakta ini terungkap dalam survei terbaru yang dilakukan China Family Planning Association (CHPA), semacam BKKBN milik pemerintah China. Ratusan pria dari berbagai profesi dilibatkan dalam survei yang dilakukan di ibukota China, Beijing tersebut.

Dari kalangan sopir taksi yang diwakili oleh 350 responden, terungkap 56 persen di antaranya memiliki gangguan ereksi atau impotensi. Diduga, tuntutan profesi yang mengharuskan para sopir duduk berjam-jam di dalam kabin merupakan pemicu utama ganguan lemah syahwat.

Dari sekian banyak sopir taksi yang menderita impotensi, sebagian besar mengaku tidak berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dikutip dari 121doc, Kamis (28/42011), alasan yang paling populer adalah takut orang lain tahu kondisi alat kelaminnya.


Meski banyak ditemukan pada sopir taksi, impotensi juga banyak diderita oleh para pria di Beijing pada umumnya. Survei terbaru CHPA tersebut mengungkap, secara umum impotensi diderita oleh 26 persen pria dari berbagai profesi dan latar belakang.

Penyebab pasti tingginya jumlah penderita impotensi di Beijing hingga kini belum pernah terungkap. Namun biasanya, impotensi bisa disebabkan oleh faktor fisik seperti masalah kardiovaskuler maupun faktor psikologis misalnya depresi maupun tidak percaya diri.

Yang jelas fenomena ini menciptakan pasar tersendiri bagi penjual obat-obat kuat semacam Viagra. Sebelum Viagra masuk ke Beijing tahun 2004, pria-pria di kota ini biasa mengobati masalah impotensi dengan ramuan tradisional antara lain rendaman tulang harimau.